Bicara Pada Hati

 Bicara Pada Hati


Apa yang manusia cari? apa yang ingin diraih? jati diri, kebebasan, kesenangan, mimpi, kehangatan, cinta, kedamaian, keikhlasan?
Apapun bentuknya, pada akhirnya semuanya tentang kepuasan diri. Hal umum dari manusia yang takkan pernah tercukupi.


Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain, tapi contohlah orang lain.


Yang manusia tahu bahwa penyesalan selalu datang di akhir, Maka janganlah menyesali segala yang terjadi pada kita, agar hari ini tidak menjadi akhir kita.

Bicaralah pada hati, jujurlah pada diri, karena keinginan takan pernah habis.

Jadi, apa yang dicari? Kepuasan? Sudah cukup puaskah diri ini dalam kehidupan ini? Mendulang penyesalan? Haruskah berhenti?
Banyak pertanyaan, banyak keinginan, mimpi dan angan-angan yang menghiasi kehidupan. Andai kita bisa ini, andai kita bisa itu. Tapi sadarkah kita bahwa setiap manusia menjadi tokoh utama dalam cerita kehidupannya masing-masing?!
Bukan hanya kita(saya).
Ada yang tidak puas dengan tempat tinggalnya, pernahkah teringat bahwa tidak sedikit orang yang bahkan tidak punya tempat tinggal milik sendiri?!
Ada yang tidak puas dengan makanannya, tidakkah ia mendengar berita tentang anak yang terkena penyakit busung lapar?!
Karena kepuasan diri tidak ada batasnya, yang pengangguran ingin kerja, yang kerja ingin kaya, yang kaya ingin berkuasa, yang berkuasa ingin selamanya?!

Apabila saya Liberalis saya pasti berfikir, "Tuhan pasti bosan dengan keabadiannya, makanya Ia menciptakan manusia untuk mainannya!".
Apabila saya Kapitalis saya pasti berkata, "Tuhan hanya untuk mereka yang lemah, mereka yang miskin, yang tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan, sehingga mereka menyerah dan mengkambing hitamkan "takdir" dan membuat "tuhan" sebagai tempat memohon!"

Tapi bukan, Allah tahu mana yang baik untuk kita, dan sebenarnya kita juga tahu. Hanya saja kita tidak pernah jujur pada diri sendiri, berbicara pada hati. Saat kita merasa sebagai orang miskin, kita pasti pernah merasa terhina oleh sikap seseorang yang menurut kita lebih kaya dibanding kita kan?! itulah kenapa kita merasa menjadi orang miskin.
Suatu ketika kita menjadi orang yang kaya, apakah kita bisa tidak menjadi seperti orang yang telah menghina kita? Hidup bukan cuma hal seperti itu!
Lalu setelah kita kaya akankah kita merasa puas dengan kekayaan? atau bahkan bosan menjadi orang kaya? Mungkin.

Pada akhirnya hidup ini seperti mimpi, kita hanya mencari kesenangan, keindahan dan atau ketentraman saat "terbangun" nanti.

Komentar